SMARTID – Sebagai negara kepulauan, Indonesia terkenal dengan keberagaman suku, ras dan agama. Namun, seringkali akibat perbedaan tersebut justru menimbulkan adanya konflik.

Salah satu contoh saat terjadinya Pemilihan Umum (Pemilu), konfilk biasanya berupa Polarisasi politik. Perlu diketahui bahwa polarisasi politik adalah sesuatu hal yang melekat (inheren) dalam proses demokrasi.

Fenomena polarisasi politik akibat perbedaan pilihan politik justru tidak memudar tatkala pemilu sudah usai, sebaliknya tumbuh semakin subur dalam demokrasi di tingkat nasional dan lokal.

Guna meminimalisir dampak buruk yang tidak inginkan pada Pemilu 2024, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menghimbau kepada semua elemen masyarakat agar memiliki rasa semangat dan kepentingan bersama dalam menghadapi pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

Selanjutnya, Sigit berharap siapa pun yang nantinya akan menjadi calon presiden di Pemilu 2024 harus mampu menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, serta menyampaikan gagasan serta visi dan misi Indonesia maju.

“Dengan demikian kita bisa menghindari perpecahan, kita bisa menghindari terjadinya polarisasi. Karena ke depan yang kita butuhkan adalah persatuan dan kesatuan,” ucap Sigit, dikutip dari Antara, Senin, 03 Oktober 2022.

Lebih dalam, Sigit menekankan seluruh elemen bangsa harus menjaga Pancasila dan tujuan nasional demi mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

“Saya hanya mengingatkan bahwa yang namanya persatuan dan kesatuan kita adalah sila ketiga dari Pancasila. Jadi, ketika kita bicara politik bangsa, maka politik yang harus kita sampaikan kepada masyarakat adalah politik dan ideologi Pancasila. Jadi, itu yang saya pesankan,” terang Sigit. ***

 

Sumber: ANTARA