SMARTID – Lompatan besar dilakukan tiga sektor industri dalam beberapa tahun terakhir, yakni industri kreatif, manufaktur, dan pariwisata. Hal tersebut tidak lepas dari keseriusan pemerintah memegang komitmen untuk menggunakan produk-produk dalam negeri.
Pada tanggal 14 Mei 2020, Presiden Joko Widodo meluncurkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) sebagai langkah awal untuk memajukan ekonomi kreatif di Indonesia. Dalam perjalanan waktu, Gernas BBI diperluas cakupannya dengan penambahan Gernas Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI). Gernas BBI dan BBWI bertujuan untuk memajukan ekonomi kreatif dan pariwisata dengan mengedepankan usaha kecil, mikro, dan koperasi (UMKK) sebagai pelaku utama. Program ini juga mendorong masyarakat dan pemerintah daerah untuk menggunakan produk lokal Indonesia sebagai upaya untuk menggerakkan perekonomian daerah.
Keputusan Presiden (Keppres) nomor 15 tahun 2021 mengarahkan program pemerintah ini dengan harapan dapat mengakselerasi transformasi digital bagi 30 juta UMKM Indonesia pada tahun 2024. Hingga akhir tahun 2022, lebih dari 20 juta UMKM telah masuk ke dalam ekosistem digital. Data yang diolah oleh Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai USD 77 miliar pada tahun 2022, yang setara dengan 39,7 persen dari ekonomi digital ASEAN. Nilai tersebut diproyeksikan akan meningkat menjadi Rp130 miliar pada tahun 2025.
Bank Indonesia juga memproyeksikan pertumbuhan nilai transaksi niaga elektronik (e-commerce) pada tahun 2023 mencapai Rp572 triliun, naik sekitar 20 persen dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai Rp476,3 triliun. Sektor niaga elektronik diperkirakan akan terus tumbuh secara konsisten sekitar 17 hingga 22 persen pada tahun 2025.
Potensi ekonomi digital yang besar ini menjadi landasan bagi pemerintah untuk mendorong UMKM Indonesia untuk go digital. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sebagai bagian dari Tim Gernas BBI, berkomitmen untuk membelanjakan anggaran mereka untuk produk dalam negeri sebesar 95 persen atau Rp135,6 triliun dari total anggaran 2023 sebesar Rp142,7 triliun. Tindakan ini merupakan dukungan dari kementerian tersebut terhadap Gernas BBI. Di sisi lain, Kementerian PUPR juga berusaha untuk membatasi impor seminimal mungkin, dengan realisasi impor saat ini hanya 0,21% dari anggaran atau sebesar Rp296 miliar.
Source : indonesia.go.id