SMARTID – Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2025 disusun dalam masa transisi pemerintahan dengan semangat menjaga kesinambungan, optimisme, dan inklusivitas, namun tetap mengedepankan kehati-hatian dalam menghadapi dinamika global dan nasional.
Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono, menjelaskan bahwa Rancangan APBN 2025 mencerminkan transisi yang baik dan merupakan sebuah proses yang perlu dihargai.
“APBN 2025 bukan hanya soal angka, tapi mencerminkan transisi yang baik sambil tetap menjaga prinsip kehati-hatian fiskal,” ujar Wamenkeu saat acara Media Gathering pada Rabu (25/09) di Anyer, Serang, Banten.
Defisit fiskal yang ditargetkan sebesar 2,53 persen dari PDB menunjukkan komitmen pemerintah untuk tetap menjaga kesehatan APBN di masa transisi.
Selain itu, pemerintah juga telah menyusun sejumlah program prioritas yang mendukung visi Indonesia Emas 2045, seperti Program Makan Bergizi Gratis (MBG), peningkatan kualitas pendidikan melalui renovasi sekolah dan sekolah unggulan, layanan pemeriksaan kesehatan gratis, serta peningkatan ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan.
Menurut Wamenkeu, APBN 2025 akan menjadi instrumen penting negara dan sumber pendanaan yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat, mendukung kemajuan Indonesia, serta keberlanjutan pembangunan.
“Kita harus mencari solusi jangka panjang melalui program-program unggulan pemerintahan baru untuk menghadapi tantangan di masa depan,” tambahnya.***
Sumber : Kemenkeu