SMARTID – Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan, menjadi pembicara dalam acara “Indonesia StartUp Dialogue #GlowUp Bareng Kemendag, Google, dan YouTube” di Auditorium Universitas Brawijaya, Kota Malang.
Dalam agenda yang berlangsung pada 25 September 2024 ini, Zulkifli mengajak para mahasiswa Universitas Brawijaya untuk memanfaatkan berbagai peluang sukses yang muncul dari perkembangan dunia digital.
“Sekarang itu sudah banyak kemudahan karena ada YouTube dan media sosial lainnya. Ini bisa menghadirkan peluang untuk masa depan kalian karena kuliah tidak menghalangi orang untuk sukses,” ungkap Zulkifli, dikutip dari Antaranews, pada 25 September 2024.
lebih lanjut Zulkifli menekankan pentingnya mahasiswa tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga harus peka terhadap peluang yang lahir dari kemajuan teknologi.
Setelah lulus, mahasiswa akan langsung bersaing di dunia kerja, dan ia berharap mereka tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja dengan memanfaatkan dunia digital, baik sebagai konten kreator maupun melalui pemasaran digital untuk mengembangkan bisnis.
Selanjutnya, Zulkifli juga menegaskan bahwa pendidikan formal seperti S1, SMA, atau S2 akan cepat berlalu jika tidak disertai upaya merambah bidang lain untuk meraih kesuksesan. Menurutnya, salah satu kunci sukses adalah keberanian mengambil risiko, dan kegagalan adalah bagian dari perjalanan menuju keberhasilan, yang memperkuat mental.
Di acara yang sama, Kepala Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik YouTube Asia Tenggara, Danny Ardianto, memperkenalkan program Afiliasi YouTube Shopping. Program ini menjadi penghubung antara konten kreator dan pelaku UMKM di Indonesia, sehingga keduanya dapat meraih keuntungan.
“Kalau kreator mendapatkan peluang ekonomi saat me-review produk UMKM. Kemudian UMKM bisa langsung dapat pelanggan dari hasil pembelian produk oleh konsumen atau orang yang menyaksikan video pembuatan konten,” ucapnya.
Danny juga menyebut bahwa Indonesia adalah negara pertama di Asia Tenggara yang meluncurkan program ini, dan secara global, Indonesia berada di urutan ketiga setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan. ***