SMARTID –Setelah melewati berbagai tahapan seleksi oleh Dewan Gelar , Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan di Istana Negara, Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada lima tokoh pada 07 November 2022.

Adapun nama lima tokoh tersebut adalah sebagai berikut:

  1. dr. H.R. Soeharto (Jawa Tengah)

Dilansir dari situs resmi Pemerintah Provinsi Jawa tengah, Dr. dr. H.R. Soeharto lahir di Tegal Gondo, Solo, Jawa Tengah pada 24 Desember 1908, dengan nama asli yaitu Soeharto Sastrosoeyoso.

Pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada HR Seoharto kerana ia dinilai telah berjuang bersama Presiden Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan, setelah kemerdekaan, almarhum HR Soeharto ikut serta dalam pembangunan sejumlah infrastruktur di Indonesia.

“Ikut pembangunan department store syariah dan pembangunan Monumen Nasional serta Masjid Istiqlal dan pembangunan Rumah Sakit Jakarta serta salah seorang pendiri berdirinya IDI (Ikatan Dokter Indonesia),” jelas Mahfud dikutip dari situs resmi Presiden RI, pada Kamis, 03 November 2022.

Perlu diketahui bahwa beberapa jabatan pernah di emban olehnya, antara lain sebagai Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, dan Kepala Bappenas pada Kabinet Soekarno.

  1. G.P.A.A. Paku Alam VIII (Daerah Istimewa Yogyakarta)

Dilansir dari situs resmi Pemerintah Provinsi DIY, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam VIII merupakan Raja Paku Alam sejak tahun 1937 hingga 1989.

KGPAA Paku Alam VIII adalah Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pertama bersama Gubernur DIY pertama Hamengku Buwono IX, setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Adapun alasan yang menjadikan Paku Alam VIII mendapat gelar Pahlawan Nasional di tahun 2022 adalah karena beberapa jasa dari almarhum KGPAA Paku Alam VIII yaitu antara lain keberhasilannya bersama Sultan Hamengkubowono IX dari Keraton Yogyakarta dalam mengintegrasikan diri pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, sehingga NKRI menjadi utuh hingga saat ini.

“Sehari sesudah (kemerdekaan) itu beliau menyatakan bergabung ke Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kemudian Yogyakarta menjadi ibu kota yang kedua dari Republik ketika terjadi agresi Belanda pada tahun 1946,” terang Mahfud MD, dikutip dari situs resmi Presiden RI, pada Kamis, 03 November 2022.

  1. Raden Rubini Natawisastra (Kalimantan Barat)

Dokter Rubini adalah seorang menak atau bangsawan Sunda yang lahir di Bandung pada tanggal 31 Agustus 1906.

ia merupakan anak pasangan dari Ni Raden Endung Lengkamirah dan Raden Natawisastra, yang ditugaskan ke Pontianak, Kalimantan Barat pada 1934 sebagai dokter pemerintah di Rumah Sakit Militer.

Selain bekerja di rumah sakit, dr Rubini juga membuka praktek di rumah pribadinya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dan pengobatan. Bahkan, ia kerap melayani masyarakat yang miskin sampai menyusuri bantaran Sungai Kapuas.

  1. Salahuddin bin Talibuddin (Maluku Utara)

Dilansir dari berbagai sumber, Haji Salahuddin bin Talabuddin lahir pada tahun 1874 di Desa Gemia, Patani, Maluku Utara. Salahuddin bin Talabuddin wafat pada tahun 1948 di Skep Ternate.

Berikut ini jasa H. Salahuddin bin Talabuddin bagi Indonesia selama masa hidupnya:

Pertama, Pada tahun 1928, perjuangan politik H Salahuddin bin Talabuddin melawan Belanda melalui Organisasi SI-Merah (Serikat Islam Merah).

Kedua, Pada tahun 1941, H Salahuddin bin Talabuddin mengibarkan Bendera Merah Putih di Tanjung Ngolopopo, Patani, Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Ketiga, Pada tahun 1947, H Salahuddin bin Talabuddin memimpin perjuangan fisik melawan penjajahan Belanda di Maluku Utara.

  1. H. Ahmad Sanusi (Jawa Barat)

KH Ahmad Sanusi adalah salah satu pejuang, ulama, dan tokoh bangsa dari daerah Jawa Barat yang diberi gelar pahlawan nasional.

Dilansir dari laman setkab.go.id, pemberian gelar pahlawan nasional kepada KH Ahmad Sanusi antara lain karena beliau merupakan salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). ***